Jumat, 12 Desember 2008

My Jiffest Experience (Part 1)

KETIKA ISTILAH “BELI KUCING DALAM KARUNG” BERUBAH JADI
“BELI BERLIAN DALAM KARUNG”


Kenapa di judul yang gw buat menggunakan kata “KUCING”? yang pasti bukan karena semua kambing dan sapi hari ini sedang menuju ke surga, karena hari ini adalah hari Idul Adha (makan2 nih..). melainkan berhubungan dengan aktivitas menyenangkan yang gw lakukan di hari suci ini, apa itu?? (sabar..buru2 amat, kebelet boker emang??). Hari ini, gw mencoba mengistirahatkan diri gw dari berbagai kegiatan yang berhubungan dengan skripshit dan antek2 PKI nya, dengan pergi menonton Jiffest or Jakarta International film Festival. Jiffest bisa dikatakan salah satu festival film terbesar yang ada di Indonesia, dimana festival ini memutarkan film-film dari berbagai Negara (termasuk Indonesia, pastinya..), dengan berbagai genre, baik itu film documenter, film local, film internasional, film panjang, film pendek, film sedeng (ada gak ya??) dan masih banyak lagi. Penyelenggaraan tahun ini adalah tahun ke-10 dari festival ini, yang sedikit membedakan dari penyelenggaraan tahun ini yaitu penyelenggaran tahun ini menyusut menjadi hanya 5 hari, setelah biasanya penyelenggaraan bisa berlangsung selama kurang lebih 10 hari.

Kurang lebih pukul 1 siang gw sampai di Fx Platinum, dimana Fx menjadi salah satu lokasi Jiffest tahun ini selain di Blitz, Jakarta Theater dan beberapa pusat2 kebudayaan. Tapi saya rasa dengan analisis Kogoro Mouri yang mendalam, saya yakin paling banyak orang menonton Jiffest ya di Fx ini, hal itu dikarenakan lokasinya yang strategis di Sudirman dan berdasarkan pengamatan langsung bahwa ramai sangat peminat yang mencuba melihat movie-movie yang seronok (kok jadi Malaysia gini gw, buat yang bertanya2..suer yang menulis tulisan ini gw, bukan Ashraf Sinclair Citra Lestari!!) iya, yang datang menonton di Fx ini banyak banget!! Dan sepertinya rata dari semua kalangan, baik dari kalangan artis, socialite, anak gaul, anak biasa aje, anak angkoters dan Mikhael Tulus (sorry, im not included to those category, so I became a category itself, so special huh..), yah, tapi itu pendapat gw, kalo lo gak yakin dengan pendapat gw, yah..lo gak usah ngutip kata2 gw ini buat dimasukin di skripsi lo lah..hahaha (siapa tahu ada yg buat skripsi tentang Jiffest, dengan judul “Pengaruh Jiffest terhadap meningkatnya efek global warming”..who knows kan??) lagi pula kalo lo ngutip kata2 ini di skripsi lo, bingung entar buat footnote-nya..

Tiga orang menatap gw dari balik meja, 2 pria dan 1 wanita, si wanita berambut panjang, cantik dan berkulit putih, dan yang pria, satu gondrong dan satu lagi, cepak Dude Herlino, setelah melihat mereka gw langsung nyanyi lagu D’Masiv yg “Cinta ini Membunuhku” (ups..kok jadi kayak audisi Indonesian Idol..sorry..sorry..[Rewind…]),


Tiga orang menatap gw dari balik meja, 2 pria dan 1 wanita, si wanita berambut panjang, cantik dan berkulit putih, dan yang pria, satu gondrong dan satu lagi, cepak Dude Herlino, lalu si wanita bertanya dengan manis pada ku “Mau beli tiket jiffest ya?”, aduh..gw kalo udah ditanya dengan manis ama cewek cantik kayak gini, bawaannya mau minum cendol aja kayaknya..seger aja gitu..Ganti.., lalu dengan tak kalah manis gw menjawab “Iya..mbak..”, sembari gw menanyakan, bagaimana prosedur pembelian tiketnya, karena pembelian tiket di Jiffest ini agak sedikit berbeda dengan pembelian tiket di 21 or XXI atau bahkan di Blitz sekalipun. Ternyata sistemnya adalah mendaftar keanggotaan dengan mengisi formulir (gw yakin cara ini, dipakai untuk melihat berapa orang yang datang ke Jiffest ini selain juga untuk melihat berapa jumlah pemasukan yang didapat dari festival ini..). back to keanggotaan..jadi di kertas keanggotaan itu kita disuruh menulis nama, alamat, no telp dan film yang kita mau tonton, which is jadwal-jadwal film itu, sudah tertera di situ, dan kita bisa membeli tiket untuk hari besoknya juga lo, makanya di Jiffest ini berlaku patron “Earlier birds got the worm” (buat yg nekat juga mau masukin tulisan ini di skripsi nya, kata2 yg bahasa inggris itu, jgn lupa di miring-in/italic). Sampai disini apakah ada pertanyaan?

“Perkenalkan saya, Bapak Johny Chaniago dari Bukit Tinggi dan saya masih ada hubungan darah dikit ama Afghan (penting amat??). saya mau tanya, dalam bercerita tadi kok tiba-tiba cerita anda tiba-tiba udah langsung berhadapan dengan penjual tiket ya??”

Jawaban: “makasih pak Johny yang masih ada hubungan darah dikit ama Afghan, atas pertanyaannya..jadi kenapa saya tadi tiba-tiba bercerita langsung udah berhadap2an dengan penjual tiketnya, karena kalo saya tiba-tiba berhadap2an dengan penjaga foodcourt, itu berarti gw mau makan bukan mau nonton Jiffest..!!ada pertanyaan lagi pak Johny??”

“Ada!!..pembagian daging sapi nya dimulai jam berapa ya??”

-Emh..Capek dech!!!!-


(Lanjut..!!) lalu saya mulai melihat daftar film yang bisa saya pilih untuk ditonton hari ini, sebagai informasi, Fx ada 2 studio yang digunakan untuk menonton Jiffest, yaitu studio 1 dan 4. berikut jadwal film hari ini dan besok (8-12-08 dan 9-12-08):

Fx 1: Senin Selasa
14.00 Quicky Express (Free) 14.00 May(Free)
16.30 Drupadi 16.30 Reprise
19.00 (nothing) 19.00 Drupadi
21.30 Tokyo Sonata 21.30 Vicky Christina Barcelona
(Tempting kan film2nya..tunggu dulu liat dulu di studio 4..)

Fx 4: Senin Selasa
14.00 Perempuan Punya Cerita (Free) 14.00 lupa, yg pasti film gratisan
16.45 Achilles and The Tortoise 16.45 Shine a Light
19.15 Khuda Kay Liye 19.15 Tokyo Sonata
21.45 Reprise 21.45 Tropa De Elite


Saya mencoba berhati-hati dalam memilih film yang mau saya tonton, karena saya selalu mengingat tagline iklan PEMILU, yaitu “5 menit waktu memilih mu, menetukan 5 tahun nasib mu”, oke..tidak se-serius itu sih, tapi gw memang cukup cermat dalam memilih film yang gw mau tonton hari ini, walau memang gw yakin film yang ditampilkan semuanya bagus dan dari berbagai macam Negara. Pada saat gw melihat film2 nya, itu gw seperti berada di Gerai snack di Foodhall PIM, yaitu gw melihat semua snack itu, semua terlihat enak tapi gw gak tau sama sekali snack-snack itu, ya seperti itulah kira2 waktu gw liat film2 itu. Tapi ada satu film yang gembar-gembornya udah pernah gw denger, yaitu film “Drupadi”, film ini tentang kisah Mahabharata, yang dimainkan oleh Nic Saputra dan Dian Sastro dengan durasi yang pendek sekitar 45 menit. Setelah gw pertimbangkan, masak film mantan pacar sendiri (Dian Sastro-red) gak ditonton sih,(hihihi), lalu gw mulai membuka katup bibir gw untuk mengucapkan pilihan film pertama gw..-namun-..sekonyong konyong si mbak cantik penjual tiket seperti menghentikan gerak bibir gw dan seolah-olah berteriak seperti lagu Dewi Persik “STOP…Kau mencuri hatiku..hatiku..”, lalu si mbak berkata, “mas, semua film ini masih ada tiketnya kecuali Drupadi, Vicky Christina Barcelona dan Tokyo Sonata di hari selasa..”

Wah, padahal film2 ini termauk film yang pengen gw tonton lo, Vicky Christina Barcelona itu film nya Penelope Cruz (anggota MPMS [Mantan Pacar Mikhael Society] juga), sepertinya keren, tapi gw memang gak ada rencana nonton itu, karena selain tayangnya malam banget, dan gw perkirakan film itu toh (sepertinya) akan masuk 21 Cineplex juga. Untuk Tokyo Sonata, ini sebenarnya part of my plan, sebenarnya di hari senin tiket Tokyo Sonata masih ada, tapi malem banget boz, makanya gw udah plan mau nonton yang selasa jam 7, tapi sayang abis juga!! Akhirnya dengan itu gw memutuskan untuk melihat ulang daftar film yang tersedia, dan gw mencoba dengan cermat melihat film2 yang ada, karena bagaimanapun dalam milih tontonan gw gak mau kan memilih kucing dalam karung…

So..apakah film yang akhirnya gw tonton..? apakah gw saat nonton ini seperti membeli kucing dalam karung? atau bagaimana isi cerita film2 itu dan apakah saipul jamil kembali pada dewi persik?? Semua itu dapat dilihat di notes berikutnya…(To Be Continued…)

Tidak ada komentar: