Senin, 22 Desember 2008

My Jiffest Experience Part 3-tamat

(Previously on My Jiffest Experience [Part 2])
Gw akhirnya udah menonton dua film, yaitu Quicky Express dan Achilles and The Tortoise, dan sangat menikmatinya. Nah, setelah menonton kedua film itu, film apakah yang gw tonton berikutnya? Dan apakah ada hal lain yang ingin disampaikan Mikhael dari pagelaran Jiffest ini??

FYI:
There’s NO MOVIE SPOILED MATERIAL in this note. Believe me..!!!


KETIKA ISTILAH “BELI KUCING DALAM KARUNG”
BERUBAH JADI
“BELI BERLIAN DALAM KARUNG”
(Part 3-Tamat)


“Mbak, Hotdog nya satu dong” kata gw pada penjual hotdog, lalu si penjual hotDOG bertanya balik “Golden Retriever atau Bulldog??” sebuah lamunan itu menyadarkan gw dari ke-ngantukan yang luar biasa, tentunya si tukang hotdog gak mungkin lah, menanyakan hotdog gw, Golden retriever or bulldog, hehehe. dia emang nanya,tapi dia nanya ini: gw hotdog nya mau pedas apa gak pedas?? Lalu gw jawab “Pudel!!” hehehe. Tetep…

Hotdog di bioskop 21 itu, menurut gw pribadi adalah salah satu hotdog terenak yang dijual di Indonesia, dalam arti untuk ukuran hotdog yang berharga tidak terlalu mahal, hotdog di bioskop 21 itu merupakan hotdog yang enak lo. Itu juga yang membuat gw memilih makan hotdog sebagai partner gw untuk menonton film berikutnya yaitu: Khuda Kay Liye. Maklum bos..filmnya diputar jam 19.15 yang notabene bertepatan dengan jam makan malam.

Waktu menunjukan pukul 19.05 waktu gw berjalan dari booth penjual hotdog menuju studio 4 bioskop Fx, suasana cukup berbeda terlihat saat gw menuju ke studio itu, perbedaan itu adalah biasanya di 10 menit sebelum film diputar biasanya, udah terdapat antrian panjang di depan pintu studio, kalo ini kok gak ada ya? Padahal setahu gw tiket film ini sold out lo. Lalu gw mencoba mengatasi kebingungan gw dengan mencoba menanyakan hal ini pada salah satu panitia di Jiffest ini, yang juga adalah temen kampz gw, ternyata kata dia studio dibuka lebih cepat, karena sutradara film ini Mr. Shoaib Mansoor special hadir ikut menonton film ini, dan akan memberikan kata pembuka sebelum film dimulai, dan juga akan diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari penonton setelah film usai.

Benar saja, pas gw masuk gw liat tempat duduk sudah hampir terisi penuh. Dan di depan bioskop terlihat seorang pria berwajah tamil (gw mau bilang pria ini berwajah India, tapi setelah gw nonton Khuda Kay Liye gw jadi tau kalo orang Pakistan bete kalo dibilang India-red). Pria ini seperti sedang memperkenalkan film karyanya dan mempresentasikannya. Dan inget dengan si cowok kemayu yang jadi mc kan, setelah Mr. Mansoor (begitu dia minta dipanggil-red) mempresentasikan filmnya, si mc kemayu mengambil mik dan mengingatkan pada penonton begini: “mohon pada para penonton setelah film selesai jangan beranjak dari kursi karena akan diadakan sesi tanya jawab dengan saya (lalu seisi bioskop muntah..hahaha), yg sebenarnya dia katakan bahwa setelah film selesai akan ada tanya jawab dengan Mr. Mansoor..”, si kemayu meninggalkan Mr.Mansoor dengan tatapan genit pada Mr. Mansoor, dan gw yakin dalam hati dia berkata gini “Uuuhh.. orang Pakistan, pasti GEDE deh…”hahaha

Telatnya gw datang ke studio, membuat gw duduk di 3 barisan dari depan bioskop, tepatnya di sisi kanan bioskop,. Di sebelah kanan gw terdapat pasangan yang sudah duduk disamping gw. Saat film sudah mau mulai, gw keluarkan lah hotdog tercinta gw, lalu sontak si cewek sebelah gw ngomong ama cowoknya, “aduh, gw jadi pengen hotdog juga deh, babe”, setelah gw mendengar itu, gw langsung menutup hotdog gw, seperti anak SD yang menutup ulangan nya biar gak dicontek, karena takut diminta (hahaha, pede bgt gw…), akhirnya film Khuda Kay Liye mulai diputar, buat informasi Khuda Kay Liye ini bukan sebuah kata2 untuk menjawab pertanyaan ini ya “Hewan apa yang buat narik delman?” jawabnya “Khuda KayLi Ye..yuukk..”. bukan itu yang pasti, jadi film itu tentang (Tenang, gw inget janji gw untuk tidak spoiled!!) film itu dalam bahasa inggris berarti “In The Name Of God”, jadi film ini berhubungan dengan kisah terorisme, Islam garis keras, Amerika, Moeslim Society and sort of that lah, you know what im saying kan.., tapi semua hal itu dilihat dari sisi dunia Islam, dan dunia Islam disini diwakili oleh Bangsa Pakistan. Dan kisah orang Pakistan ini diwakili oleh 3 tokoh central, 2 laki-laki kakak beradik, dan seorang wanita Pakistan modern.

Gw gak mau banyak cerita, tapi film ini temanya mirip beberapa film Hollywood mengenai terorisme seperti: The Kingdom of Heaven nya Jamie Foxx, Body of Lies nya Leonardo di Caprio dan Lion of the Lambs nya Tom Cruise.. tapi ya dilihat dari sisi dunia Islam. Film ini seru banget gw sangat menikmati nya, dan gw belajar banyak hal, karena gw tadinya gak tau sama sekali tentang Pakistan, selain fakta bahwa Pakistan selalu berseteru dengan India. Seperti kata Filsuf Yunani Aristhoteles, berkata “Orang yang paling banyak ilmu adalah orang yang justru tidak tahu apa-apa..”

Gw sangat senang sekali dengan endingnya film ini, terutama cara salah satu wanita yang jadi tokoh central, dalam mengakhiri masalahnya. Yaitu berusaha berbuat sesuatu agar hal yang dia alami tidak dialami oleh orang-orang lainnya, tapi tidak dengan berbuat hal negative untuk membalas perlakuan orang-orang itu, tapi berusaha membangun orang-orang komunitasnya agar menjadi orang yang lebih baik dan berusaha mengubah semua hal buruk yang ada di dunia ini, dari DALAM. Yaitu dengan Pendidikan..(apa yang dia lakukan..ada lah..coba tonton saja…), gw saat melihat hal tersebut jadi ingat salah satu perbincangan di serial House begini:
Dr. House: “Bagaimana cara mu, untuk mengatasi masalah mu?”
Pasien: “waktu akan menghilangkan masalah itu”
Dr.House: “Itu istilah lama..yang benar adalah BERBUAT SESUATU akan mengatasi masalah, karena jika kau tidak berbuat sesuatu masalah itu akan selalu ada..”
(tentunya perbincangan ini dalam bahasa inggris)

Sungguh film yang menarik dangan isi dan pesan yang sangat indah, walau jujur dari segi teknik pembuatan, film ini atau Mr.Mansoor masih perlu sedikit belajar dari saudara tua mereka yaitu India, khususnya film2 Bollywood. Nah, tapi ada satu hal yang gw sesalkan dari pemutaran film ini, bukan karena isi film nya, melainkan dari pihak Jiffest itu sendiri, jadi gini di jadwal tertera film ini hanya 100 menit, bahkan di jadwal sendiri tertera bahwa film berikutnya di studio yang sama akan dimulai pukul 21.45, yang berarti logikanya berarti setidaknya film ini selesainya jam 21.45 lah ya. Tapi pada kenyataannya film ini berjalan sekitar 170 menit dan film ini baru selesai kira-kira pukul 22.30 malam!!

3 hal yang gw sesalkan dari kejadian itu, hal itu antara lain:
1. Gw harus membatalkan rencana nonton film gw yang ketiga (Reprise-red), karena males aja, dikarenakan keterlambatan film sebelumnya, maka film ini baru dimulai sekitar pukul 22.45, jadi kemungkinan film selesai pukul 1 malam, hal ini tidak bisa gw tolerir, karena terlalu malam, kasian teman2 gw yang cewek yang pulang jadi terlalu malam.

2. Panitia Jiffest berbohong!! Hal ini sangat disesalkan, gw gak yakin mereka gak tahu durasi film ini, tapi kenapa mereka mesti menulis di jadwal film ke-3 itu dimulai pukul 21.45,walau kenyataannya film ke 2 saja baru selesai pukul 22.30? apakah karena mereka pikir yang penting tiket terbeli aja dulu? gak ngerti deh..tapi sangat disesalkan karena dalam prinsip marketing event yang gw tau ada 3 hal penting.. :
a. Usahakan menarik pelanggan sebanyak-banyaknya
b. Jika ingin mengadakan acara yang mengundang banyak orang, usahakan buat acara yang akan mendatangkan banyak wanita, karena jika tempat itu dipenuhi banyak wanita, pasti banyak pria akan datang ke tempat itu. Teori ini sangat lah mujarab kecuali di satu tempat, yang mengundang banyak wanita, tapi tidak akan dikunjungi laki-laki yaitu: PENGAJIAN IBU-IBU
c. Jangan mengecewakan pelanggan, bahkan sekecil apapun!! Dan sayang sekali kebohongan panitia ini cukup mengecewakan gw..

3. inget kan, tadi di awal sebelum menonton film Mr. Mansoor akan mengadakan sesi tanya jawab tentang film nya, akhirnya hal tersebut jadi terdapat sedikit hal yang kurang mengenakkan, karena setelah film selesai jadi banyak penonton yang langsung meninggalkan bioskop, walau gw yakin mereka menyukai film ini dan pasti tau kalau setelah film selesai akan diadakan tanya jawab tentang film Khuda Kay Liye ini. Ada 3 hal yang gw soroti dari kejadian itu,

a. gw jujur jadi gak enak dengan Mr. Mansoor, yang udah jauh-jauh datang dari Pakistan naik permadani, tapi dia melihat banyak orang yang pulang setelah film nya selesai ditonton, padahal orang-orang itu sudah dikatakan mau tanya jawab dengannya setelah film usai. Gw takut dia tersinggung aja. Kira-kira dia orangnya sensi gak ya? Pokonya kalo dia sensi jangan diajak main galasin..!!

b. budaya menonton film dan membahasnya belum menjadi suatu hal yang umum di Indonesia, ada kecenderungan (menurut gw) efek komunikasi orang Indonesia setelah menonton film itu hanya sampai efek Afektif saja, yaitu merasa senang, tidak senang, sedih, seram, benci sama film itu,dll. Tapi efek komunikasi film itu tidak sampai ke efek kognitif (penambahan ilmu or belajar mengenai suatu hal baru dari film) dan efek konatif (perubahan perilaku). Itulah mengapa di Indonesia, (sekali lagi menurut gw) film horror dan film komedi esek-esek sangat disukai, karena mereka menilai film hanya dari unsur afeksi yang mereka dapat, lihat aja rata-rata orang Indonesia (mungkin termasuk gw) kalo ditanya, gmn film nya? Jawabnya: “lucu banget, bodyguard nya ternyata bencong”, “Serem banget!! Masak setannya matinya ketabrak delman”, or “seru banget lo, jagoannya masak gak mati walau jatoh dari lantai 22”, jarang banget orang Indonesia yang kalo ditanya tentang film menjawab begini “gila, film nya bagus banget, mulai besok gw akan lebih akrab ama anak gw, biar dia gak kayak di film itu” or menjawab begini “Gila ya acting si Merryl Streep kok bisa beda banget ya ama film sebelumnya” or menjawab begini “menurut gw gak cocok deh adegan A sama kenyataan di kota C, payah nih risetnya”. jadi gw rasa hal itu salah satu yang membuat banyak penonton pulang saat mau tanya jawab film, mereka menganggap acara tanya jawab itu boring, gak penting atau bukan suatu hal yang mereka mengerti. Sayang banget. Mungkin itu juga alasan banyak orang berkata “wong nonton mau ngelepas pikiran, kok jadi mau nonton aja disuruh mikir”

c. Jelas pulangnya penonton2 itu, karena keterlambatan film ini, bayangin aja, saat film selesai udah malem, yah..orang milih buru2 pulang biar cepat bisa ambil mobilnya di parkiran or se-simpel menghindari antri di toilet. Dan satu hal lagi menurut gw, sebaiknya panitia kalo mau membuat film yang ada tanya jawabnya gitu, jangan pada film yang selesainya malam, yah..kalo bisa yang selesainya jam 7 malam lah, jadi penonton pun tidak terburu-buru pulang.

tapi diluar dari pada itu, seharusnya org2 menahan diri sebentar lah pas tanya jawab diadakan, mungkin bukan untuk bertanya tapi paling nggak menghormati tamu yg udah jauh2 datang dari Pakistan dengan ikut sebntar di acara tanya jawab itu, jadi paling nggak kan image bangsa kita sebagai negara yang ramah dan penuh sopan santun terjaga. ingat kan teka-teki ini: SOP apa yang disukai calon mertua? jawabannya: SOPan Santun.. jadi jagalah sopan santun, ingat juga kan ama tekateki ini, "kenapa di laut banyak ikan?" jawabannya: karena di laut gak ada kucing!! gak nyambung ya?? bodo amat!!hahaha

Akhirnya setelah gw nonton Khuda Kay Liye, gw langsung bergegas pulang, sambil menyesali kenyataan gw sudah membuang duit 20ribu untuk satu film yang gw gak jadi tonton, walau tiket nya udah gw beli. Hal itu membuat gw mempunyai pertanyaan “Lebih rugi mana; udah beli tiket mahal2 tapi malah menonton film yang jelek banget or udah beli tiket dan tau film itu bagus, tapi akhirnya batal nonton?” sampai sekarang gw gak tau jawaban pertanyaan itu…

Hari ini adalah hari selasa, or satu hari setelah hari senin dan 1 hari sebelum hari rabu (ya iya lah), hari ini gw dari kampus mau langsung, menuju Fx untuk menonton 1 film yang tiket nya udah gw beli kemaren, film itu adalah “Shine a Light”, film ini tentang documenter musical dari band legendaries “The Rolling Stones”, terbayang kan kerennya!!

Tibalah gw di bioskop, dan melihat banyak orang-orang film berkumpul, seperti Riri Riza, Salman Aristo dan Mathias Muchuz (jujur aja gw melihat dengan mata kepala gw sendiri, di hari itu dia membeli 3 kali popcorn, 2 untuk di cemil (cemilan) dan satu lagi dibawa buat sambil nonton, Popcorn Guy sejati, dia gak tau apa ya menurut riset dari Departemen Sosial (hubungannya apa??), terlalu banyak makan popcorn dapat mengakibatkan hal yang sangat serius yaitu…HAUS!!hahaha). wah, kalo kali ini walau film baru dimulai 15 menit lagi tapi antrian sudah terlihat. Akhirnya gw pun melu.

Gw lumayan didepan saat antri, gw jadi berhasil mendapat kursi nonton di bagian belakang. Seperti biasa saat sebelum nonton si MC kemayu kembali membuka acara, kali ini ada hal lucu saat dia menyebutkan nama sutradara, jadi Film documenter “Shine a Light” ini di sutradarai oleh Martin Scorcese, nah si kemayu ini pada saat menyebut nama Martin Scorcese itu begini “film ini disutradarai oleh Martin Scor(Tze-Tze)..” hahaha..eh lo kira lalet!!

Jadi film “Shine a Light” ini tentang dokumentasi musik dari konser Rolling Stones di Amerika, yang diselipi beberapa footage dari rekaman wawancara mereka di masa lalu (jaman dulu-red). Cukup menarik, dan dari film ini, gw melihat bahwa Mick Jagger itu emang rockstar abis ya, kayaknya mau ngapain aja itu terlihat keren aja. Gokil. Begitu juga personil band lainnya. Gw ngeliat banget, waktu Christina Aguilera dipeluk dari belakang sama si jagger itu terlihat, Christina kayak enjoy aja, karena gw yakin dia comfort aja gitu, gokil emang si Mick..keren. yang jadi perhatian saat gw nonton film ini adalah penonton nya, menurut gw kalo lo gak begitu suka rolling stones or gak tau lagu2nya, mending lo gak usah nonton ni film dah, karena kelihatan, banyak penonton yang pulang di tengah2 film karena kebosanan, bahkan Riri Riza pun menghilang dari bangkunya di tengah2 film. Gw gak tau sih penyebabnya apa. Gw jujur juga agak bosan, karena ini film sekilas jadi kayak DVD Live Concert dah, nyanyi mulu, udah gitu banyak lagu barunya lagi. Tapi di beberapa bagian emang nih film seru banget terutama teknik pengkameraannya keren. Nah, penonton kedua yang gw sorot adalah, ada 2 orang cowok yang duduk di belakang yang kayaknya fans beratnya Rolling Stones, itu sepanjang film diputer, ikut menyanyikan apa yang dinyanyiin Mick Jagger, terus pas lagu selesai dia ikut tepuk tangan kencang sambil teriak wuhuu…, nah, yang paling SOAB (SOk Asik Berat) jadi di film itu Mick Jagger memperkenalkan personil lain, dan saat sang gitaris diperkenalkan, dia teriak,tepuk tangan kencang terus berdiri dari kursinya, sambil mempraktekan gerakan menyembah.hahaha. gak tau ya mungkin buat beberapa orang dia itu ekspresif, buat beberapa orang dia itu fans berat, buat beberapa orang dia itu sok asik, buat beberapa orang dia itu lebay, dan buat BANYAK orang gw yakin dia itu GANGGU!!!hahahaha. intermezzo ya, gw jadi inget ceritanya Arie Dagienkz, jadi waktu itu dia nonton Beyonce, terus di sebelah dia ada cowok gendut, bergaya RnB, pake bling2 gitu ama ceweknya, terus setiap Beyonce selesai nyanyi satu lagu atau memperaktekan maneuver-manuver canggih dengan suaranya, pasti si bocah RnB ini selalu berteriak “You Go Be(baca:Bi)!!..yeah..You Go Be!!” hahaha,SOAB abizz!!

Aggh..akhirnya selesai juga petualangan menonton Jiffest gw, puas rasanya hampir di semua film yang gw tonton bagus dan tidak mengecewakan. Gw jadi sedikit protes dengan perkataan salah seorang teman gw (nama nya gw rahasiakan ya) anggep aja namanya Arnowo, jadi waktu itu dia sent wall ke gw begini “ah, ngiri gw gak bisa ke Jiffest jadi gak bisa nonton film2 indo yang katro tapi bisa masuk ke festival!!” gw sebenarnya gak menyalahkan, pendapat itu, karena memang ada beberapa film indo yang biasa aja (kalo gak mau dibilang jelek) yang bisa masuk Jiffest, tapi seharusnya hal itu bukan menjadi hal yang ditonjolkan, sebaiknya hal itu Cuma dijadikan pelengkap aja, karena sebagian besar film yang ditayangkan itu film yang sangat berkualitas dari berbagai Negara loh. Tapi gw yakin ucapan arnowo ini bercanda lo, karena dia itu pecinta film sejati, dia aja di Australy sering nonton film-film indie korea yang bahkan orang korea aja gak tau kalo film itu pernah dibuat.hahaha.

Kenapa gw protes dengan pendapat itu, karena saat gw menonton film2 di Jiffest ini, tak ada satu film pun yang gw tau judulnya, tapi dengan asal memilih Cuma berdasarkan jam penayangan, ternyata semua film yang gw tonton itu bagus banget, hal itu membuat gw berpikir bahwa di Jiffest ini tidak ada istilah “Membeli Kucing Dalam Karung” melainkan kalo di Jiffest istilah itu berubah menjadi “Membeli Berlian Dalam Karung” karena apapun yang kita dapat dalam karung itu pasti berlian, yang indah dan mengagumkan! Seperti film2 di Jiffest ini.. Mengagumkan! See you tahun depan, semoga resesi dunia mereda, sehingga Jiffest dapat diselenggarakan 10 hari lagi, dan semakin banyak film berkualitas yang didatangkan ke festival ini. Kurang lebihnya dalam penyelenggaraan itu biasa, karena kesempurnaan itu hanya milik Allah, dan cacat cela kekurangan adalah milik Dorce semata..kita ketemu lagi di Dorce Show..show..show..hahaha.See You!! You Go Jiffest, maju perfilm-an Indonesia!!

-Tamat-

Tidak ada komentar: