Jumat, 12 Desember 2008

My Jiffest Experience (Part 2)

(Previously on My Jiffest Experience [Part 1])
Di hari Idul Adha Tgl 8 Desember, gw ke Jiffest. Saat gw mau membeli tiket Jiffest, oleh petugas penjual tiket, gw disodorkan beberapa pilihan film untuk ditonton, lalu gw memilih film Drupadi untuk ditonton, tapi sayang sekali ternyata tiket film Drupadi udah sold out, jadi film apakah yang akhirnya gw tonton??


KETIKA ISTILAH “BELI KUCING DALAM KARUNG”
BERUBAH JADI
“BELI BERLIAN DALAM KARUNG”
(Part 2)



“Jadi maunya apa mas??” sebuah suara lembut dari seorang wanita cantik terdengar. Lalu gw jawab “Es teh manis ama soto ayam nya 1 deh”.

Si mbak penjual tiket: “hah??maksudnya??”
Gw: “maaf mbak..salah ya..., salah mbak juga sih siapa suruh mukanya mirip kantin..huhu

Lalu gw mencoba memperbaiki kesalahan gw, dengan memilih dengan benar film yg mau gw tonton, akhirnya dengan pertimbangan waktu pemutaran film, akhirnya gw memilih 3 film untuk gw tonton yaitu:

1. Achilles and The Tortoise (senin jam 16.45)
2. Khuda Kay Liye (senin jam 19.15)
3. Shine a Light (selasa besoknya jam 16.45)

Dan untuk film gratisannya gw memilih nonton Quicky Express yg jam 14.00 hari senin.

Lalu gw mengatakan pilihan gw pada si mbak cantik, lalu gw membayar Rp.60ribu ke mbak penjaga tiket. Sebagai informasi tiket per film itu @Rp.20ribu, jadi untuk ukuran menonton di hari libur (libur Idul Adha-red) tiket 20ribu itu bisa dikatakan cukup murah loch, mengingat di Fx ini kalo Weekend dan hari libur nasional tiket bisa mencapai 35ribu rupiah, so kalo nonton Jiffest di hari libur ini, bisa dikatakan it’s kind of good deal, right??

Setelah gw menyelesaikan pembayaran tiket dan cipika-cipiki dengan penjaga tiketnya (Ngarep bgt!!!hahaha), gw langsung menunggu di ruang tunggu , duduk di kursi, tidur di tempat tidur dan boker di WC, ya iya lah...., sambil gw membaca catalog Jiffest untuk mengetahui synopsis dari film-film yang akan gw tonton nantinya. Hmm.. ternyata setelah gw baca katalognya, ternyata katalognya itu hanya menuliskan nama sutradara dan sedikit profilnya, durasi, prestasi film ini dan ringkasan kecil ceritanya, kenapa hanya menampilkan ringkasan kecil ceritanya, karena kalo menceritakan film nya full itu namanya bukan catalog, tapi NOVEL..hahaha. tapi honestly, gw malah senang dengan hal itu, karena dengan itu kita bisa menonton film tersebut dengan full of curiosity, dan hal itu justru membuat Jiffest ini terlihat lebih menarik.

Saat gw membaca catalog itu, gw melihat sinopsis film “Reprise”, wah, kelihatannya ceritanya menarik dan film ini masuk nominasi oscar 2007 untuk kategori film berbahasa asing terbaik, dan gw liat jadwal film tersebut ada hari ini (senin-red), tapi jam 21.45 , gw bimbang juga nih akhirnya, karena filmnya malem bgt boz..lalu gw mencoba menghitung waktu film tersebut, durasi film ini 100 menit, film dimulai pukul 21.45 jadi selesainya pukul 11.45 , wah I think I can still tolerance that. Secara belum nyampe jam 12 malem lah, maklum gw kan masih saudara jauh Cinderella ella..ella..e.e.e.

Gw hampiri lah meja tiketing, ternyata meja si mbak cantik udah ada yg nempatin, ahh..sayang sekali icuk..terpaksa lah gw duduk di depan penjual tiket yg berambut gondrong, si gondrong bertanya “Ada yang bisa dibantu mas..?” lalu gw jawab, “iya mas, tadi saya udah beli tiket..tapi ternyata saya mau menambah pilihan film saya..saya mau menambah film “Reprise” untuk saya beli”, lalu si gondrong menjawab “Kenapa tadi gak sekalian aja mas..??” dalam hati gw berkata “Udah bagus gw beli tiketnya,,emh..dasar gondrong..gondrong!! Gw kepang juga lo, terus gw masukin ke komik Henzel&Gretel biar ditangkep ama nenek sihir terus digoreng dijadiin sop kikil..!!”

Kembali lah gw ke ruang tunggu, sambil membaca2 katalog2 film yg mau gw tonton lagi (untuk kepentingan pen-ceritaan, catalog ttg film2 yg gw tonton gw tulis pas gw membahas film nya nanti saja ya,,), lalu gw menyadari bahwa hari ini berarti secara total gw akan menonton marathon 4 film (wow..), dimulai dari Quicky Express, Achilles and The Tortoise, Khuda Kay Liye dan Reprise secara berturut-turut..(Gokil!!) marathon film bok…!!tapi its okay lah..secara toh gw emang suka nonton juga, jadi yah itungan nya anggep aja lah lagi jalan2. ya menurut gw pergi ke Jiffest or bioskop itu, gak jauh beda ama pergi ke Dufan. Di dufan milih wahana, di bioskop milih film; si Dufan wahananya macem2 jenis, di bioskop filmnya macem2 jenis; dan di dua tempat itu toh kita mencari kesenangan kan??, bedanya saat nonton bioskop itu kita seperti sedang melakukan petualangan; petualangan dalam melihat sebuah cakrawala baru dari sebuah kehidupan yang dibuat orang lain dan petualangan dalam melihat sebuah kisah yang dapat mempermainkan emosi kita, dan mungkin kita dapat belajar dari film-film itu. Itu yang gak ada di Dufan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang, saatnya menonton, film yang akan gw tonton pertama adalah Quicky Express, ini filmnya Tora Sudiro, untuk film ini gw gak usah banyak cerita lah ya, udah pada tau pasti kalo film ini gokil abis, gw aja walau udah nonton yang kedua kalinya tetep masih ngakak nonton nya..hahaha. tapi kalo boleh gw mundur sedikit ya ceritanya, jadi tadi pagi sebelum kesini gw sarapan Roti tawar..ehh..maaf mundurnya kejauhan..sorry ulang ya..jadi sebelum masuk ruang bioskop kita jadi semacam ngantri gitu, karena di Jiffest ini tiketnya gak di nomorin, jadi yang duluan masuk gedung, dia dapat memilih tempat duduk sesuka maunya dia. Nah, setelah itu, saat jam film udah mulai, ada semacam MC gitu yang dengan mik andalannya selalu ada di awal sebelum pemutaran film, nah, pada saat gw mau nonton film ini si MC di studio gw ini, cowok berkulit gelap gitu, pake scarf, skinny jeans tapi kemayu banget bu..alias Cowok tapi kencingnya jongkok..yuukk..hahahaha. (juz info, sepanjang gw nonton jiffest ini, semua yg mc di awal film itu selalu dia orang ini..hahaha), kata2 dia selalu gini:

“Ladies and gentleman the movie that we will watch is (…) from the director (…), this movie is about (…) and this movie genre is (…), before the movie starts please turn off your mobile phone..lalu langsung dia mengulang kata2 diatas tapi dengan bahasa Indonesia…”
the point is he just repeated things that we can read from the catalog..hahaha, tapi its okay lah, toh kan banyak yang gak baca katalognya iya kan.. just let this guy do his function.

Hal menarik lain nya yang bisa dilihat before the movie starts, adalah cuplikan iklan tentang akan ditayangkannya secara serentak video klip band Nidji tgl 19 Desember, video klip yang dibuat oleh Chanel [V] ini adalah “Shadows” dan kebetulan lagu ini dipakai sebagai soundtrack serial Heroes season 3. bangga gak si loh bro.., model video klipnya juga Nicholas Saputra the Chanel [V] VJ himself, tapi lagunya emang keren sih.

“Shadows..shadows in the world we living on…” lagu Nidji ini masih terngiang di kepala gw saat film kedua yang mau gw tonton, udah akan mulai. Untuk film kedua ini gw sengaja membeli Nachos atau gw akan menyebutnya dengan Keripik Meksiko, nih keripik meksiko emang enak sih, Cuma dikit dan rada mahal boz..hehee, tapi udah lah, buat dimakan ini..hehehe.

Film kedua yang mau gw tonton adalah “Achilles and The Tortoise” film ini berasal dari Negara Jepang, diawal film dibuka dengan sebuah animasi yang menceritakan legenda Yunani tentang Achilles dan Tortoise, dimana Achiles si pelari tercepat di yunani berusaha mengejar Tortoise (si kura-kura), walau secara logika aturannya achilles bisa membalap kura-kura itu, tapi ternyata si Achilles itu, gak pernah bisa membalap si kura-kura, walaupun hanya beda tipis sekali. Hmm..sebuah intro yang cukup membuat penasaran…

Film ini bisa dikatakan sebuah “Black Comedy” yang sangat keren, atau mungin bahasa Indonesia nya mungkin Komedi Satir ya. Mengisahkan seorang pria bernama Machisu yang sebagian hidupnya sangat menyedihkan, dia ini punya bakat melukis yang sangat keren dari kecil. Cuma orang tidak pernah mengerti karya seninya, dan dia ini obsesif sekali untuk dapat membuat lukisannya dijual atau mendapat pengakuan, segala hal ditempuh bahkan sampai yang se-ekstrim sekalipun tapi tidak pernah dia bisa capai obsesi itu, karena lukisannya selalu ditolak oleh seorang curator yang (menurut gw) menyebalkan. Ironisnya, semua lukisan dia itu di masa depan justru menjadi sebuah karya seni yang luar biasa. Contoh, lukisan ikan yang dia buat semasa SD, sudah terpampang di sebuah museum seni di Jepang, karena semasa SD saat ayahnya bunuh diri, lukisannya disita oleh debt-collector dan (ada kemungkinan) lukisan dia ini dijual. Ada lagi lukisan, yang kata si curator bisa dibuat oleh siapapun, tapi tetep dia tahan, karena menurut dia siapa tau ada kedai kopi yg mau minta, ternyata lukisan itu pada akhirnya terpajang di sebuah restoran mewah di Jepang.

Gw gak terlalu ngerti lukisan, tapi gw rasa lukisan-lukisan di film ini yang ceritanya dibuat oleh tokoh ini dan dianggap “kurang seni”, dibuat berdasarkan lukisan-lukisan asli yang ngetop deh, karena lukisan-lukisan dan karya-karya seni itu keren2 bgt!!Gokil, jadi buat orang-orang yang ngerti seni dan lukisan, pasti saat menonton film ini bakal ngerasain bgt ironi dari cerita ini. Di film ini juga ada sekitar 7 adegan kematian dan 4 kematian diantaranya karena bunuh diri, mungkin si pembuat film (Takeshi Kitano), ingin menyoroti tradisi hara-kiri yang dulu dilakukan oleh orang Jepang, dan kini sering dilakukan oleh orang Jepang modern jika mereka merasa sudah menyerah dengan tantangan hidup yang ada. Lucunya lagi, si Machisu ini, yg justru keukeuh tanpa menyerah dan tidak bunuh diri, berusaha mencapai impian nya agar karya seninya diakui, eh ternyata, sampai jadi kakek2 dia gagal mencapai impiannya. Tapi kalo menurut gw sebenarnya impian dia untuk menjadi pelukis yang hebat, itu sudah tercapai, bahkan sejak dia kecil dia sudah mencapai nya. Kesalahan terbesar dia adalah dia meminta orang/manusia/curator gak penting yang sama2 makan sushi, untuk menilai apakah karya seninya layak atau tidak dikatakan karya seni berkualitas. Padahal karya seni dikatakan sangat baik, jika kita melakukan karya itu dengan hati kita, dengan soul kita, itu adalah karya seni yang baik dan karya seni yang baik juga adalah jika si artist bisa terhubung dengan karya yang dibuatnya. Bagaimana kita bisa meminta pendapat orang lain apakah karya kita bagus atau tidak, jika kita saja tidak bisa menilai karya kita bagus atau tidak.. how ironic…!! Tapi untungnya dia memiliki istri yang sangat baik, yang tidak hanya mengerti baik dan buruknya karya seninya, tapi juga mengerti baik buruknya diri Manchisu ini. I love the ending, but I love the whole movie even bigger. Film ini keren bgt!!cool…

Senyum puas terpampang di wajah gw, setelah selesai menonton film ini, penonton bertepuk tangan riuh usai film ini diputar, bahkan Mathias Muchuz si actor kondYang (pake Y gede) yang juga menonton film itu , pun seperti tak bisa menutup senyum di bibirnya.

“Wah, sekarang saatnya bersiap menonton film ke-tiga hari ini” ujar gw dalam hati dan dalam WC (saat gw mengatakan kata2 itu dalam hati, kebetulan gw lagi pipis), film ketiga yang akan gw tonton adalah sebuah film Pakistan yang berjudul “Khuda Kay Liye”

Apakah film ini bagus juga?? Bagaimanakah kisah penutup perjalanan Jiffest, Mikhael?? Dan apakah Mathias Muchus saat nonton Jiffest ini sambil makan Pop Corn atau Nachos? Jawabannya bisa anda dapat di notes berikutnya.. (To Be Continued)

Tidak ada komentar: